BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
Konsep "pemimpin" berasal dari
kata asing "leader" dan
"kepemimpinan" dari "leadership".
Pemimpin yang juga disebut "manajer/kepala/ketua/direktur/presiden,
dan lain sebagainya, tegasnya setiap orang yang mempunyai bawahan. Penggunaan istilah ini
biasanya dipengaruhi oleh kebiasaan suatu organisasi tertentu dan tidak
mengikat bahwa suatu organisasi harus menggunakan istilah tertentu untuk
menentukan nama jabatan tertingginya, karena kalau dipahami dari
istilah-istilah di atas memang ada kesamaannya. Untuk lebih jelasnya lagi
mengenai pengertian kepemimpinan, berikut kutipan pengertian kepemimpinan menurut
pakar:
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2009)
Pemimpin adalah seseorang
dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan
sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
Manajer
adalah seseorang yang mencapai tujuannya melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Jadi menurut Drs. H. Malayu, bahwa pemimpin itu harus
mempunyai bawahan, harus membagi pekerjaannya, dan harus tetap bertanggung
jawab terhadap pekerjaan tersebut.
Pemimpin yang mempunyai
visi yang jelas dapat menjadi penuntun dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin. Kartono (dalam Suwatno dkk. 2011), menyatakan pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas
tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan
orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran tertentu.
Kepemimpinan atau leadership adalah cara seorang pemimpin dalam melakasanakan tugas sebagai
pemimpin. Adapun menurut para pakar mengenai makna atau pengertian kepemimpinan
ini di lihat dari berbagai perspektif seperti yang telah di kutip oleh Suwatno
dkk.(2011) dari berbagai sumber adalah sebagai berikut:
Robbins (dalam Suwatno dkk. 2011), menyatakan
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian
sasaran.
Kouzes dan Posner (dalam Suwatno dkk. 2011), mengatakan
kepemimpinan adalah penciptaan cara bagi orang untuk ikut berkontribusi dalam
mewujudkan sesuatu yang luar biasa.
Boone dan kurtz (dalam Suwatno dkk. 2011), mengemukakan
bahwa kepemimpinan adalah tindakan memotivasi orang lain atau menyebabkan orang
lain melakukan tugas tertentu dengan tujuan untuk mencapai tujuan spesifik.
Sedangkan Tzu dan Cleary (dalam Suwatno dkk. 2011), berpendapat
kepemimpinan adalah sebuah persoalan kecerdasan, kelayakan untuk dipercaya,
kelembutan, keberanian, dan ketegasan.
Kartono (dalam Suwatno dkk. 2011), menyatakan
kepemimpinan adalah: "Kemampuan untuk memberikan pengaruh yang konstruktif
kepada orang lain untuk melakukan satu usaha kooperatif mencapai tujuan yang
sudah direncanakan".
Veithzal Rivai (dalam Suwatno dkk. 2011), menyatakan
Kepemimpinan adalah peranan dan juga suatu proses untuk mempengaruhi orang
lain.
Definisi-definisi
tersebut memberi gambaran yang cukup luas dan mendalam tentang kepemimpinan.
Beberapa rumusan lain yang dapat ditarik dari definisi di atas adalah:
1.
Kepemimpinan
memfokuskan pada pencapaian sasaran dan tujuan.
2.
Kepemimpinan merupakan
proses komunikasi mempengaruhi para bawahannya agar terjadi kejelasan dalam
melaksanakan tugas berdasarkan peranannya masing-masing.
3.
Kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh
individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu
atau kelompok yang tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
4.
Aktivitas
pemimpin antara lain terjelma dalam bentuk memberi perintah, membimbing dan
mempengaruhi kelompok kerja atau orang lain dalam rangka mencapai tujuan
tertentu secara efektif dan efisien.
5.
Aktivitas
pemimpin dapat dilukiskan sebagai seni (art) dan bukan ilmu (science)
untuk mengkoordinasi dan memberikan arah kepada anggota kelompok dalam
rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
6.
Memimpin
adalah mengambil inisiatif dalam rangka situasi sosial (bukan perseorangan)
untuk membuat prakarsa baru, menentukan prosedur, merancang perbuatan dan
segenap kreatifitas lain, dan karena itu pulalah tujuan organisasi akan
tercapai.
7.
Pimpinan
selalu berada dalam situasi sosial, sebab kepemimpinan pada hakikatnya adalah
hubungan antara individu dengan individu atau kelompok dengan individu atau
kelompok lain. Individu atau kelompok tertentu disebut pimpinan dan individu
-atau kelompok lain disebut bawahan.
8.
Pimpinan
tidak memisahkan diri dari kelompoknya. Pimpinan bekerja dengan orang lain,
bekerja melalui orang lain, atau keduanya.